PLUPERFECT (Prologue)
|Tittle : PLUPERFECT [PROLOGUE] (Sequel of KYUNGSOO’S
DIARY)| |Main Cast : Kai, D.O EXO| |Support Cast : other member EXO| |Genre : Angst, brothership| |Length
: Chaptered | Author : Shin Jaejae
Resume : Someone who regretted about his
past time, and someone who suffered about his past time. And now they meet
again with the shadows of their past
time.
Seoul,
17 Maret 2014
Namja itu
masih terus memandang ke arah meja kerjanya. Tangannya tak berhenti
menandatangai berkas-berkas yang menumpuk di depannya. Tak sedetik pun
kepalanya mendongak, bahkan saat sekretarisnya menghidangkan kopi di meja. Dia
benar-benar tenggelam dalam pekerjaannya . Kemeja panjang warna oranye muda
kini sudah digulungnya sampai ke siku. Jas yang tadi pagi dikenakannya pun telah
ia tanggalkan.
Pintu
ruangannya seketika terbuka, seseorang berambut pirang masuk ke dalam. Kedua
tangannya membawa sebuah lukisan dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Dia
masuk tanpa ragu, memandangi meja yang kini ada di depannya. Melihat orang yang
dicarinya itu masih tenggelam dalam pekerjaannya, namja itu pun berdecak. Dia
meletakkan lukisan yang dibawanya itu, lalu berjalan ke arah namja yang sedang
duduk itu.
“Hei! Jangan
terlalu serius! Lihat mukamu sudah terlihat setahun lebih tua dari mukaku!”,
teriak orang itu sambil menepuk bahu namja di depannya. Kemudian laki-laki
berambut pirang itu duduk di meja.
“Ah, hyung. Kau mengagetkanku. Sudah lama kau
di sini?”, jawab namja itu menghentikan pekerjaannya. Namja berambut hitam itu
pun mendongak, lalu menyimpan pena ke saku kemejanya.
“Hahaha. Kau
ini. Benar, kan? Kau bahkan sampai tidak menyadari kedatanganku. Kyungsooya. Masih banyak pekerjaanmu?”, jawab
namja berambut pirang itu sambil mengolak-alik berkas-berkas di dekatnya.
“Hyung bisa lihat sendiri. Inilah resiko
jadi direktur muda. Hahaha…”, jawab Kyungsoo sambil tertawa ringan. Direbahkannya
badan ke punggung kursi, seraya matanya memeriksa sekeliling kantornya yang
sejak tadi pagi tak dia hiraukan. Pukul 11.30 siang. Keadaan kantornya pun
tidak banyak berubah. Semua tertata rapi dan berada pada tempatnya
masing-masing. Namun seketika kedua matanya terpaku pada sebuah lukisan yang
dibawa oleh namja tadi. “Luhan hyung,
kau dapat lukisan itu dari mana?”, tanya Kyungsoo seketika. Dia pun beranjak
dari tempat duduknya untuk melihat lukisan itu lebih dekat.
“Aku dapat
dari Busan. Kemarin setelah aku meeting
dengan klien, aku mampir ke sebuah galeri di sana. Lukisan-lukisannya sangat
bagus. Jadi aku membeli salah satu itu. bagus, kan?”, jawab Luhan mendekati
Kyungsoo yang tertarik pada lukisan yang dibawanya.
Kyungsoo
mengangguk. Dia mengamati gambar dalam lukisan itu. Sebuah gambar hutan tropis
dengan banyak pohon lebat dan hijau, namun di tengah-tengah lebatnya hutan itu
terdapat tanaman anggrek dengan bunganya yang berwarna ungu, tumbuh menumpang
pada salah satu batang pohon. Anggrek itu menjalar ke atas, berusaha menggeliat
mendapatkan sinar matahari di tengah lebatnya hutan.
“Hyung—bisa mengantarkanku ke sana?”, tanya
Kyungsoo tiba-tiba.
“Mwo? Ke galeri itu? Sekarang?”, jawab
Luhan kaget.
“Ne, jigeum.”, jawab Kyungsoo mengangguk.
Kemudian dia meraih lengan Luhan dan menyeretnya ke luar ruangan kantornya.
“Tap—tapi—aku
masih lelah. Besok saja, Kyungsoo. Busan sangat jauh, kau tahu itu.”, Luhan
menolak mati-matian.
“Kita naik
kereta ekspres hyung. Hanya tiga jam
perjalanan.”, jawab Kyungsoo ringan sambil terus menarik lengan Luhan keluar
kantornya.
“Mwo? Tiga jam? Ya! Kau—ya—jinjja!”, kata Luhan terus merajuk.
Kyungsoo
hanya menggeleng sambil tersenyum tipis. Dia tetap saja menarik lengan Luhan
dan menyeretnya ke basement, tempat
mobilnya ia parkirkan. Dan Luhan pun hanya pasrah menuruti kehendak Kyungsoo.
----
Busan, 17 Maret 2014
Kedua orang
itu masih mengelilingi galeri itu –yang ternyata tidak
terlalu luas- yang dipenuhi oleh berbagai lukisan. Lukisan-lukisan itu
rata-rata bertemakan alam. Hutan atau gunung. Semuanya sangat bagus. Sudah
hampir satu jam mereka berdua berkeliling, mengamati lukisan satu per satu. Namun
tiba-tiba Kyungsoo terhenti di depan sebuah lukisan yang berbeda dari lukisan
yang lainnya. Kyungsoo mengamatinya dalam-dalam. Lukisan seorang gadis dengan
rambut sebahu, kulitnya putih, bibirnya tipis, dan dengan senyuman yang ramah.
Lama Kyungsoo mengamati lukisan itu.
“Yeppeo”, celetuk Luhan yang berada di
sebelah Kyungsoo. Dia sedari tadi juga ikut mengamati lukisan itu bersama
Kyungsoo.
“Maaf,
lukisan ini tidak dijual.”, kata Baekhyun, yang sejak tadi menemani Kyungsoo
dan Luhan mengelilingi isi galeri itu.
“Oh, mian. Aku hanya ingin melihat saja.”,
jawab Kyungsoo tanpa memalingkan pandangannya.
“Anda
sepertinya sangat tertarik pada lukisan ini. Apa—Anda—mengenal
gadis dalam lukisan ini?”, tanya Baekhyun, yang seketika membuat Kyungsoo
mengalihkan pandangan dari lukisan itu ke arahnya.
Kyungsoo
menggeleng, lalu tersenyum tipis. “Aku tidak pernah bertemu dengan gadis ini.
Namun entah, seperti ada sesuatu yang lain di balik senyumannya. Entah.”, jawab
Kyungsoo masih berkonsentrasi pada lukisan itu. Seolah-olah senyuman gadis itu
bisa berubah jika dia tidak mengawasinya.
“Gadis ini—bukan
yeoja chingu—temanmu
itu?”, tanya Luhan tiba-tiba. Ini memang bukan galeri Baekhyun, Baekhyun hanya
membantu menjaga galeri itu karena pemilik galeri itu sedang keluar.
“Bukan.”,
Baekhyun menggeleng. “Setahuku dia tidak pernah memiliki yeojachingu. Tapi entahlah.”, jawab Baekhyun mengedikkan bahunya.
Luhan pun beranjak pergi dari lukisan itu karena tiba-tiba ponselnya berdering.
Dan Kyungsoo masih bertahan pada dengan lukisan itu.
“Temanmu itu—kapan
dia akan datang? Aku ingin sekali bertemu dengannya.”, tanya Kyungsoo. Kini
pandangannya sudah beralih pada Baekhyun yang berdiri di sampingnya.
“Hhh..Entahlah.
Dia bilang tadi dia ingin pergi sebentar untuk membeli cat air dan cat poster.
Tapi ini sudah hampir dua jam dan dia belum kembali juga.”, jawab Baekhyun
sambil menengok ke arah jam dinding. Pukul 17.15. Kyungsoo mengangguk, kemudian
kembali berkeliling.
“Kyungsooya. Kita harus segera kembali. Kris tadi
menelponku, katanya semuanya sudah siap.”, kata Luhan tiba-tiba. Dia baru saja
kembali setelah menerima telepon tadi.
“Mwo? Kita kan biasanya berangkat dua
hari sebelumnya? Ini baru hari Selasa, hyung.”,
sergah Kyungsoo.
“It’s different,Brother. Jangan samakan
dengan yang sebelumnya. Kata Kris kita harus berangkat besok. Kajja!”, ajak Luhan sambil menarik
lengan Kyungsoo untuk ke jalan. Taksi sudah menunggu di depan galeri itu.
“Tap—tapi—hy—hyung—hhh.
Baiklah.”, kata Kyungsoo agak enggan untuk pergi.
“Baekhyun,
kami pergi dulu. Terimakasih telah menemani kami. Kapan-kapan kami ke sini
lagi.”, teriak Luhan kepada Baekhyun yang sedari tadi melongo melihat kelakuan
kedua orang di hadapannya tadi. Namun sedetik kemudian dia malah melambaikan
tangan. Suara deru taksi pun berlalu, disusul suara langkah orang masuk ke
dalam galeri.
“Oh. Kau.
Kau tadi dicari oleh dua orang yang naik taksi tadi. Baru saja mereka pergi.
Sebenarnya dari mana saja kau ini?”, tanya Baekhyun begitu melihat pemilik
galeri itu datang. Seorang laki-laki dengan postur tinggi dengan menggendong
tas yang sarat dengan barang bawaan dan penuh coretan cat. Sedangkan tangannya
menggenggam secarik kertas.
Laki-laki
itu hanya tersenyum tipis. Diserahkannya kertas itu pada Baekhyun, kemudian
diletakkannya tas -yang tadi bertengger di pundaknya- ke sebuah meja. Dia pun
duduk di atas meja itu dengan santai.
“Aku baru
saja mendapat faks dari Jongdae hyung.
Katanya kita besok harus berangkat. Kata Jongdae hyung, Pak Tua itu benar-benar tidak bisa dibujuk. Hhh.”, katanya
serta merta sambil menghela nafas panjang.
“Mwo? Besok? Ya! Aku besok ada kencan buta.” umpat Baekhyun kesal. Yang diumpati
malah tertawa cekikikan.
“Tenang
saja, hyung. Besok kau akan bertemu
dengan kekasih yang lebih cantik dari gadis kencan butamu itu. Hahaha..”, kata
orang itu sambil memeluk leher Baekhyun. Baekhyun hanya mengerucutkan bibirnya.
“Kajja, kita bersiap-siap.”, ajak
orang itu berjalan ke depan, kemudian membereskan galerinya serta menutup pintu
depannya. Baekhyun pun menyusul dan tak lupa Baekhyun menambahkan tulisan
CLOSED.
Takdir…..akan mempertemukan
kedua orangitu..
Tak akan ada yang bisa
menghalangi, meski waktu yang sangat panjang.
Dan penantian mereka pun
tertebus sudah..
Dalam peristiwa yang tiada
mereka kira.
Dan cerita mereka pun
dimulai….
lanjutin plis T^T
BalasHapuschingu, mana lanjutannya??? T_______T
BalasHapusjebal~ lanjutin dooonk..
please please please!!! >< :'((((((
ff "time effect" nya ayo dong lanjutin, seru ceritanya ............
BalasHapusaku suka sama tema ceritanya
ayo dong please
Lanjutkan !!pleaseeee.......
BalasHapusT^T
lnjutt pliiiss,,,,,
BalasHapus#kaido shipper
Ya Ampun ini sequelnya kyungsoo's diary? Ngegantunglagi thor? Hehe
BalasHapusFf ini di publish tahun 2014 dan aku baru ngbaca di tahun 2015. Mungkin sangat telat kalau aku bilang 'lanjut' hehe
Btw. Nice ff thor^^ keep writting yah!!!
Baccarat | Free Baccarat and Rules Online - Febcasino
BalasHapusIf you are looking for a casino game with more than one card of your choice, 온라인 바카라 게임 Baccarat is the place for you to play Baccarat. Here is how to play